Membedakan Awan metode GPL (Ga Pake Lama)
++STEP BY STEP HOW TO EASILY DISTINGUISH CLOUD TYPES++
1. pandanglah langit.
2. Fokuskan pandanganmu pada salah satu awan.
3. Langkah paling pertama: tentukan jenisnya antara stratiform atau cumuliform atau awan lain.
Angkat tanganmu, lalu cobalah menggambarkan garis pembatas antara awan dan langit biru. Kalau kamu bisa melakukannya dengan mudah, berarti itu awan cumuliform. Apalagi kalau awan itu bentuknya mirip gumpalan kapas, jelas cumuliform dah. Kalau awan itu batasnya tidak jelas, dan bentuknya membentang luas, berarti itu awan stratiform.
Awan lain:
Jika kamu bisa mendengar suara petir plus awan itu sangat gelap (hampir hitam) sampai-sampai kamu tidak bisa melihat langit biru di balik awan sedikitpun, berhenti di sini. Sudah pasti itu Cumulonimbus (petir cuma terbentuk di Cb).
Awan dengan bentuk seperti serat-serat kembang gula bisa langsung diidentifikasi sebagai Cirrus.
Kalau itu cumuliform, lalu cumulus apa?
Cumulus:
Siapa yang tidak kenal awan cumulus? Kapas putih sendirian melayang di langit (sering kali ukurannya lumayan besar) sudah bisa memastikan kalau itu awan cumulus. Kumulus juga sering muncul berkelompok. Namun, berbeda dengan stratocumulus, awan cumulus terpisah cukup jauh dengan awan lain sehingga kamu bisa melihat cukup banyak langit biru diantaranya.
Altocumulus:
awan altocumulus sering muncul sebagai kumpulan awan-awan berbentuk cumulus. Kamu masih bisa melihat langit biru dengan jelas di sela-sela grup awan tersebut. Ukuran per individualnya kira-kira sebesar ibu jari.
Stratocumulus:
awan stratocumulus mirip dengan altocumulus kecuali ukuran individunya yang jauh lebih besar, kira-kira sebesar kepalan tangan.
Cirrocumulus:
Langit seperti cirrocumulus sering dijuluki “mackerel sky” sebab mirip dengan sisik-sisik ikan mackerel. Sama seperti altocumulus, Cirrocumulus terdiri atas barisan awan-awan Cumulus. Kadang-kadang, Cirrocumulus muncul sendirian atau dalam baris. Beda dengan stratocumulus? ukuran per individunya kecil sekali.
Kalau itu stratiform, lalu stratus apa?
Cirrostratus:
awan cirrostratus terkenal sebagai awan yang menampilkan halo (lingkaran cahaya) nan indah disekitar matahari dan bulan. Ini sekaligus ciri utama awan cirrostratus. Satu lagi, awan cirrostratus cukup transparan sehingga benda-benda di permukaan bumi masih punya bayangan. Warnanya pun membuat langit lebih putih seperti berkilau (glary).
Altostratus:
Awan altostratus menyebabkan matahari atau bulan dibaliknya seperti “tenggelam” dalam air atau biasa disebut “watery sun” atau “watery moon”. Tetapi, tidak ada halo yang terbentuk. Warnanya menyebabkan langit jadi agak kelabu, tapi tidak pernah putih. Sebagai pembeda yang baik dengan cirrostratus, benda-benda tidak memiliki bayangan saat altostratus muncul.
Nimbostratus:
“nimbo” berarti hujan, jadi karakter utama nimbostratus adalah hujan ringan sampai moderate yang turun dari awan ini (faktanya, kalau awan ini tidak menghasilkan hujan, berarti bukan nimbostratus). Awan nimbostratus lebih kelabu dari altostratus. Juga, matahari dan bulan tidak terlihat sama sekali. Biasanya awan ini ditemani oleh awan stratus fractus yang tampak seperti robekan kertas.
Stratus
Seperti nimbostratus, awan stratus juga abu-abu tua dan tidak melewatkan matahari serta bulan. Bedanya, hujan jarang turun dari awan stratus, kecuali gerimis ringan (di nimbostratus hujannya lebih lebat tapi tidak selebat Cumulonimbus). Dasar awan stratus lebih seragam daripada nimbostratus.
gampang, kan? :)
1. pandanglah langit.
2. Fokuskan pandanganmu pada salah satu awan.
3. Langkah paling pertama: tentukan jenisnya antara stratiform atau cumuliform atau awan lain.
Angkat tanganmu, lalu cobalah menggambarkan garis pembatas antara awan dan langit biru. Kalau kamu bisa melakukannya dengan mudah, berarti itu awan cumuliform. Apalagi kalau awan itu bentuknya mirip gumpalan kapas, jelas cumuliform dah. Kalau awan itu batasnya tidak jelas, dan bentuknya membentang luas, berarti itu awan stratiform.
Awan lain:
Jika kamu bisa mendengar suara petir plus awan itu sangat gelap (hampir hitam) sampai-sampai kamu tidak bisa melihat langit biru di balik awan sedikitpun, berhenti di sini. Sudah pasti itu Cumulonimbus (petir cuma terbentuk di Cb).
Awan dengan bentuk seperti serat-serat kembang gula bisa langsung diidentifikasi sebagai Cirrus.
Kalau itu cumuliform, lalu cumulus apa?
Cumulus:
Siapa yang tidak kenal awan cumulus? Kapas putih sendirian melayang di langit (sering kali ukurannya lumayan besar) sudah bisa memastikan kalau itu awan cumulus. Kumulus juga sering muncul berkelompok. Namun, berbeda dengan stratocumulus, awan cumulus terpisah cukup jauh dengan awan lain sehingga kamu bisa melihat cukup banyak langit biru diantaranya.
Altocumulus:
awan altocumulus sering muncul sebagai kumpulan awan-awan berbentuk cumulus. Kamu masih bisa melihat langit biru dengan jelas di sela-sela grup awan tersebut. Ukuran per individualnya kira-kira sebesar ibu jari.
Stratocumulus:
awan stratocumulus mirip dengan altocumulus kecuali ukuran individunya yang jauh lebih besar, kira-kira sebesar kepalan tangan.
Cirrocumulus:
Langit seperti cirrocumulus sering dijuluki “mackerel sky” sebab mirip dengan sisik-sisik ikan mackerel. Sama seperti altocumulus, Cirrocumulus terdiri atas barisan awan-awan Cumulus. Kadang-kadang, Cirrocumulus muncul sendirian atau dalam baris. Beda dengan stratocumulus? ukuran per individunya kecil sekali.
Kalau itu stratiform, lalu stratus apa?
Cirrostratus:
awan cirrostratus terkenal sebagai awan yang menampilkan halo (lingkaran cahaya) nan indah disekitar matahari dan bulan. Ini sekaligus ciri utama awan cirrostratus. Satu lagi, awan cirrostratus cukup transparan sehingga benda-benda di permukaan bumi masih punya bayangan. Warnanya pun membuat langit lebih putih seperti berkilau (glary).
Altostratus:
Awan altostratus menyebabkan matahari atau bulan dibaliknya seperti “tenggelam” dalam air atau biasa disebut “watery sun” atau “watery moon”. Tetapi, tidak ada halo yang terbentuk. Warnanya menyebabkan langit jadi agak kelabu, tapi tidak pernah putih. Sebagai pembeda yang baik dengan cirrostratus, benda-benda tidak memiliki bayangan saat altostratus muncul.
Nimbostratus:
“nimbo” berarti hujan, jadi karakter utama nimbostratus adalah hujan ringan sampai moderate yang turun dari awan ini (faktanya, kalau awan ini tidak menghasilkan hujan, berarti bukan nimbostratus). Awan nimbostratus lebih kelabu dari altostratus. Juga, matahari dan bulan tidak terlihat sama sekali. Biasanya awan ini ditemani oleh awan stratus fractus yang tampak seperti robekan kertas.
Stratus
Seperti nimbostratus, awan stratus juga abu-abu tua dan tidak melewatkan matahari serta bulan. Bedanya, hujan jarang turun dari awan stratus, kecuali gerimis ringan (di nimbostratus hujannya lebih lebat tapi tidak selebat Cumulonimbus). Dasar awan stratus lebih seragam daripada nimbostratus.
gampang, kan? :)
thanks artikelnya,keep posting gan...
ReplyDeletewih,mantap kali artikelnya,good job....
ReplyDeletemakasih sudah komentar sekalian sedot informasi juga dari sini
ReplyDeleteipsluarbiasa.blogspot.com
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete