Biologi : Genetika part 1
Biologi : Genetika (1)
Jumpa lagi Bloggers! Kali ini saya akan menampilkan materi mengenai Genetika. Khusus Bab ini oleh karena banyaknya request dari orang Indonesia. Maka saya menampilkannya dalam Bahasa Indonesia. But don't be sad. I will also post in English in next Post.
PREAMBULE
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai Genetika. Kita perlu tahu apa tujuan mempelajari Genetika. Tujuan kita mempelajari genetika agar kita dapat mengetahui mekanisme sebenarnya dari pewarisan sifat dari Parental (Induk) pada Filial (Keturunan), apa saja yang diwariskan dan apa yang mempengaruhi dan dipengaruhi pewarisan sifat. Genetika pada awalnya dicetuskan oleh Seorang Ilmuwan Austria bernama Johann Gregor Mendel. (1822-1884). Mendel tumbuh di lingkungan perkebunan sehingga dia memiliki ilmu pertanian. Lalu pada umur 21 tahun ia menjadi biarawan lalu mengikuti tes untuk menjadi guru tapi gagal. Dan Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Vienna. Disana dia bertemu ahli fisika ternama, Christian Doppler. Dan ahli botani ternama Franz Unger. Doppler mengajarkan bahwa sebagai seorang saintis harus gemar bereksperimen dan Franz Unger juga tertarik mengenai pewarisan sifat dan memberi Mendel sebuah tantangan untuk menerapkan ilmu matematika dalam biologi dan tantangan itupun dijawab oleh Mendel pada 1859.
Percobaan Mendel dan Hukum Pewarisan sifat.
Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis. Digunakan Kacang ercis karena dia memiliki sifat yang mudah diamati, Murah dan memiliki waktu generasi yang singkat. Tapi sebelum itu Mendel harus mencari bij yang benar-benar galur murni dengan cara Menyilangkan tumbuhan Homozigot dominan dengan sesamanya. Barulah Biji ini bisa digunakan secara efektif. Dalam percobaan pertamanya, Dia hanya melihat sifat-sifat yang jelas saja, Yaitu warna bunga, Letak bunga, warna biji, bentuk biji, bentuk polong, warna polong dan panjang batang. Caranya dia menyilangkan bunga putih dan bunga ungu dengan cara memotong benang sari bunga putih lalu menempelkan serbuk sari pada bunga putih. Lalu, buah polong yang dihasilkan ditanam. Hasilnya semua bunga berwarna ungu dan dibiarkan menyerbuk sendiri. Berikut rincian hasil percobaan Mendel.
Oleh Karena itu Ia mengemukakan Hukum Pewarisan Sifat yang biasa disebut Hukum Mendel. Hukum Mendel terbagi menjadi Hukum Mendel I dan II. Hukum Mendel I juga biasa disebut Hukum Segregasi. Hukum ini menyatakan bahwa dua alel untuk suatu Karakter terwariskan bersegregasi (terpisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada pada gamet-gamet yang berbeda. Dan Hukum Mendel II biasa disebut Hukum Pemilahan bebas yang menyatakan bahwa setiap pasangan alel bersegregasi secara bebas terhadap pasangan alel-alel lain selama pembentukan gamet. Untuk memahami lebih dalam mengenai Hukum Mendel silahkan membaca Mengenai Pembelahan Sel.
Persilangan Monohibrid
Persilangan Monohibrid adalah suatu persilangan yang hanya mengamati 1 sifat. Contohnya Persilangan antara Tanaman mawar merah dan mawar putih.
Persilangan Dihibrid
Persilangan Dihibrid adalah suatu perilangan yang hanya mengamati 2 sifat. Berikut Contoh Persilangan Dihibrid.
Persilangan Polihibrid
Persilangan Polihibrid adalah persilangan dimana banyak sifat yang diamati. Berikut Contoh Polihibrid.
Test Cross (Uji silang)
Test Cross adalah persilangan antara individu dengan Genotip tidak diketahui dengan Individu dengan Genotip Homozigot Resesif. Berikut Contoh TestCross.
BackCross (Silang balik)
BackCross adalah persilangan antara Filial dengan Salah Satu Parentalnya. Manusia dilarang melakukan BackCross. Yang diperbolehkan adalah Hewan dan Tumbuhan. Berikut Contoh BackCross.
Persilangan Respirok
Persilangan Respirok adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin berbeda. Tidak ada perbedaan antara persilangan biasa karena gen-gen nya tidak tertaut seks. Berikut contoh persilangan Respirok.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Pada Kenyataannya, banyak hasil persilangan yang fenotipenya tidak sesuai dengan Hukum Mendel. Tetapi bila diperhatikan angkanya merupakan variasi dari Fenotipe pada Hukum Mendel. Maka disebut Penyimpangan Semu Hukum Mendel. Berikut Contoh Penyimpangan Semu Hukum Mendel.
Dominasi tak Sempurna / Intermediet
Pada persilangan ini, Alel Domminan tidak menutupi alel resesif seluruhnya. akibatnya Individu yang heterozigot memiliki sifat setengah resesif. Berikut Contoh Persilangan Intermediet.
Atavisme
Atavisme adalah persilangan dimana munculnya suatu sifat dipengaruhi dari interaksi beberapa gen. Contoh Atavisme bisa dilihat pada jengger ayam. Berikut Contoh Persilangan Atavisme.
Kriptomeri
Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang Tersembunyi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri. Namun, Jika gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya akan mncul sifat gen dominan yang sebelumnya tersembunyi dan diperoleh Perbandingan Fenotipe 9 : 3 : 4. Berikut Contoh Persilangan Kriptomeri.
Epistasis Dominan
Epistasis Dominan adalah persilangan dimana gen dengan Alel Dominan menutupi kerja gen lain dan memiliki perbandingan Fenotipe 12 : 3 : 1. Berikut Contoh Persilangan Epistasis Dominan.
Polimeri
Polimeri adalah bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Polimeri terjadi akibat interaksi antara 2 gen atau lebih. Sehingga biasa disebut sifat gen ganda. Berikut Contoh Persilangan Polimeri.
Komplementer
Komplementer adalah interaksi beberapa gen yang saling melengkapi. Interaksi tersebut dapat dinamakan juga epistasis gen resesif rangkap sebab jika salah satu gen bersifat homozigot resesif, pemunculan suatu karakter oleh gen lain menjadi tidak sempurna / terhalang. Perbandingan Fenotipenya adalah 9 : 7 Berikut adalah Contoh Persilangan Komplementer.
PREAMBULE
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai Genetika. Kita perlu tahu apa tujuan mempelajari Genetika. Tujuan kita mempelajari genetika agar kita dapat mengetahui mekanisme sebenarnya dari pewarisan sifat dari Parental (Induk) pada Filial (Keturunan), apa saja yang diwariskan dan apa yang mempengaruhi dan dipengaruhi pewarisan sifat. Genetika pada awalnya dicetuskan oleh Seorang Ilmuwan Austria bernama Johann Gregor Mendel. (1822-1884). Mendel tumbuh di lingkungan perkebunan sehingga dia memiliki ilmu pertanian. Lalu pada umur 21 tahun ia menjadi biarawan lalu mengikuti tes untuk menjadi guru tapi gagal. Dan Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Vienna. Disana dia bertemu ahli fisika ternama, Christian Doppler. Dan ahli botani ternama Franz Unger. Doppler mengajarkan bahwa sebagai seorang saintis harus gemar bereksperimen dan Franz Unger juga tertarik mengenai pewarisan sifat dan memberi Mendel sebuah tantangan untuk menerapkan ilmu matematika dalam biologi dan tantangan itupun dijawab oleh Mendel pada 1859.
Percobaan Mendel dan Hukum Pewarisan sifat.
Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis. Digunakan Kacang ercis karena dia memiliki sifat yang mudah diamati, Murah dan memiliki waktu generasi yang singkat. Tapi sebelum itu Mendel harus mencari bij yang benar-benar galur murni dengan cara Menyilangkan tumbuhan Homozigot dominan dengan sesamanya. Barulah Biji ini bisa digunakan secara efektif. Dalam percobaan pertamanya, Dia hanya melihat sifat-sifat yang jelas saja, Yaitu warna bunga, Letak bunga, warna biji, bentuk biji, bentuk polong, warna polong dan panjang batang. Caranya dia menyilangkan bunga putih dan bunga ungu dengan cara memotong benang sari bunga putih lalu menempelkan serbuk sari pada bunga putih. Lalu, buah polong yang dihasilkan ditanam. Hasilnya semua bunga berwarna ungu dan dibiarkan menyerbuk sendiri. Berikut rincian hasil percobaan Mendel.
Oleh Karena itu Ia mengemukakan Hukum Pewarisan Sifat yang biasa disebut Hukum Mendel. Hukum Mendel terbagi menjadi Hukum Mendel I dan II. Hukum Mendel I juga biasa disebut Hukum Segregasi. Hukum ini menyatakan bahwa dua alel untuk suatu Karakter terwariskan bersegregasi (terpisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada pada gamet-gamet yang berbeda. Dan Hukum Mendel II biasa disebut Hukum Pemilahan bebas yang menyatakan bahwa setiap pasangan alel bersegregasi secara bebas terhadap pasangan alel-alel lain selama pembentukan gamet. Untuk memahami lebih dalam mengenai Hukum Mendel silahkan membaca Mengenai Pembelahan Sel.
Persilangan Monohibrid
Persilangan Monohibrid adalah suatu persilangan yang hanya mengamati 1 sifat. Contohnya Persilangan antara Tanaman mawar merah dan mawar putih.
Persilangan Dihibrid
Persilangan Dihibrid adalah suatu perilangan yang hanya mengamati 2 sifat. Berikut Contoh Persilangan Dihibrid.
Persilangan Polihibrid
Persilangan Polihibrid adalah persilangan dimana banyak sifat yang diamati. Berikut Contoh Polihibrid.
Test Cross (Uji silang)
Test Cross adalah persilangan antara individu dengan Genotip tidak diketahui dengan Individu dengan Genotip Homozigot Resesif. Berikut Contoh TestCross.
BackCross (Silang balik)
BackCross adalah persilangan antara Filial dengan Salah Satu Parentalnya. Manusia dilarang melakukan BackCross. Yang diperbolehkan adalah Hewan dan Tumbuhan. Berikut Contoh BackCross.
Persilangan Respirok
Persilangan Respirok adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin berbeda. Tidak ada perbedaan antara persilangan biasa karena gen-gen nya tidak tertaut seks. Berikut contoh persilangan Respirok.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Pada Kenyataannya, banyak hasil persilangan yang fenotipenya tidak sesuai dengan Hukum Mendel. Tetapi bila diperhatikan angkanya merupakan variasi dari Fenotipe pada Hukum Mendel. Maka disebut Penyimpangan Semu Hukum Mendel. Berikut Contoh Penyimpangan Semu Hukum Mendel.
Dominasi tak Sempurna / Intermediet
Pada persilangan ini, Alel Domminan tidak menutupi alel resesif seluruhnya. akibatnya Individu yang heterozigot memiliki sifat setengah resesif. Berikut Contoh Persilangan Intermediet.
Atavisme adalah persilangan dimana munculnya suatu sifat dipengaruhi dari interaksi beberapa gen. Contoh Atavisme bisa dilihat pada jengger ayam. Berikut Contoh Persilangan Atavisme.
Kriptomeri
Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang Tersembunyi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri. Namun, Jika gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya akan mncul sifat gen dominan yang sebelumnya tersembunyi dan diperoleh Perbandingan Fenotipe 9 : 3 : 4. Berikut Contoh Persilangan Kriptomeri.
Epistasis Dominan
Epistasis Dominan adalah persilangan dimana gen dengan Alel Dominan menutupi kerja gen lain dan memiliki perbandingan Fenotipe 12 : 3 : 1. Berikut Contoh Persilangan Epistasis Dominan.
Polimeri
Polimeri adalah bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Polimeri terjadi akibat interaksi antara 2 gen atau lebih. Sehingga biasa disebut sifat gen ganda. Berikut Contoh Persilangan Polimeri.
Komplementer
Komplementer adalah interaksi beberapa gen yang saling melengkapi. Interaksi tersebut dapat dinamakan juga epistasis gen resesif rangkap sebab jika salah satu gen bersifat homozigot resesif, pemunculan suatu karakter oleh gen lain menjadi tidak sempurna / terhalang. Perbandingan Fenotipenya adalah 9 : 7 Berikut adalah Contoh Persilangan Komplementer.
jangan lupa tinggalkan comment yaa. visitors
terima kasih,PR ku jd cpt selesai
ReplyDeleteterima kasih juga tlah mengunjungi blog saya....
ReplyDelete